Respon Waktu Pemberian Dolomit dan Dosis Pupuk Organik Granule Modern terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Yulinda Tanari, Abdul Rahim Saleh, R Handayani

Abstract


Percobaan bertujuan untuk mengetahui waktu pemberian dolomit, dosis pupuk organik granule dan kombinasi waktu pemberian dolomit dan dosis pupuk organik granule terhadap pertumbuhan, hasil dan kualitas tanaman bawang merah (Allium ascalanicum) terhadap pertumbuhan, hasil dan kualitas bawang merah (Allium ascalanicum). Percobaan dilaksanakan di Desa Betaua, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una, pada bulan Januari sampai April 2017 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor I : Waktu Pemberian Kapur Dolomit terdiri dari 3 taraf, yaitu D1 = Empat Minggu Sebelum Tanam (MST), D2 = Dua Minggu Sebelum Tanam (MST), D3 = saat tanam. Faktor II : Pemberian Dosis Pupuk Organik Granule terdiri dari 4 taraf yaitu G0 = Tanpa Pupuk, G1 = 100 kg/ha (20 gram/petak), G2 = 200 kg/ha (40 gram/petak), G3 = 300 kg/ha (60 gram/petak). Hasil penelitian menunjukan bahwa Waktu pemberian dolomit berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, jumlah umbi perumpun, bobot basah dan susut bobot tanaman. Dosis pupuk organik granule modern tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter percobaan kecuali pada jumlah daun 42 HST. Kombinasi waktu perlakuan dolomit dan dosis pupuk organik granule modern tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter amatan.

Keywords


Bawang Merah, Kalsium, Kualitas, Pupuk Organik

Full Text:

PDF

References


AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of The Association of Agricultural Analytical Chemists. Washington DC.

Badan Pusat Statistik 2017. Produksi Tanaman Hortikultura. Tersedia pada: https://www.bps.go.id/site/resultTab

Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah 2017. Luas Panen, Produksi, dan Hasil per hektar Tanaman Sayuran Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Sayuran di Provinsi Sulawesi Tengah 2016. Tersedia pada: https://sulteng.bps.go.id/statictable/2017/12/21/666/-luas-panen--produksi--dan-hasil-per-hektar--tanaman-sayuran-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-sayuran-di-provinsi-sulawesi-tengah-2016.html

Buckman, H. O and N. C. Brady. 1982. Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bharatara karya aksara. Jakarta.

Estu, Rahayu., dan Berlian VA, Nur. 2007. Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mutia, AK., Y. Aris Purwanto dan Lilik P., 2014. Perubahan Kualitas Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Selama Penyimpanan Pada Tingkat Kadar Air Dan Suhu Yang Berbeda. J. Pascapanen 11(2): 108 – 115.

Havlin J.L., J.D Beaton, S.L. Tisdale, W.L. Nelson. 2004. Soil fertility and fertilizer. 7th edition. Peerson prentice hall. P, new jersey. Page. 176.

Kader A A. 2001. Postharvest Technology of Horticultural Crops. Australia (AU) Davis : University of California. Davis.

[Kementan] Kementrian Pertanian 2015. Buletin Ekspor Impor 2015. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Jakarta.

Nugroho dan Aryanti. 2013. Analisis sifat kimia tanah gambut yang dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar. Jurnal Agroteknologi, volume 4 (1) : 25-30.

Nurhayati. 2013. Pengaruh jenis ameliorant terhadap efektivitas dan infektivitas mikrob pada tanah gambut dengan kedelai sebagai tanaman indikator.Jurnal Floratek, volume 40 (6) : 124-139.

Prohens J. Ruiz dan Nuez F. 1996. Advancing the tamarillo harvest by induced postharvest ripening. Hortscience 31(1):109-111

Rahayu, E., & Nur. B., VA. 2004. Bawang Merah. Jakarta : PT Penebar Swadaya

Rustini S dan Prayudi B. 2011. Teknologi Produksi Benih Bawang Merah Varietas Bima Brebes. Risalah Hasil Pengkajian Inovasi Hortikultura di Jawa Tengah. Jawa Tengah (ID). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.

Safuan, L.O. 2002. Kendala Pertanian Lahan Kering Masam daerah Tropika da Cara Pengolahannya. IPB. Bogor.

Syarif, S. 2007. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Jakarta.

Yudhi, AN. 2010. Kajian status hara tanah dan jaringan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di kebun kelapa sawit balai pengkajian dan pengembangan pertanian terpadu (BP3T) Kecamatan Tambang Ulang Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Agroscientiae. 17(1): 3 – 4.




DOI: http://dx.doi.org/10.71127/2828-9250.342

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Creative Commons License

Agropet is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.